Website counter
† Look at the Important Notes below the cbox! †

Monday

When you have to choose

"...lo jual, gue beli..."

"Nggak pernah ada Ata"


2 kalimat itu. Gue kayak terhipnotis sama novel ini. Ini novel emang laknat.




Bener-bener empat jempol buat mba Esti Kinasih. Novelnya emang keren-keren banget apalagi trilogi yang satu ini. Gue sampe nonstop baca itu, rela-relain gatidur sampe jam 5 pagi, rela-relain skip breakfast, tega-tegain bokap kekunci diluar cuman buat baca novel ini. Novel yang ketiga emang belom keluar dan itu sukses bikin gue uring-uringan sana-sini, novelnya bikin penasaran banget klimaks. Pertama kali gue liat sinopsisnya, gue kira ini novel romance biasa gitu apalagi pas gue liat covernya, malah gue kira ini novel absurd parah sampe akhirnya gue lebih milih beli Fairish daripada novel ini. Untungnya nyokap gue dianugerahi tangan dewa. Jadi gini ceritanya :

Waktu itu gue udah selesai baca novel Fairish sama 3600 detik yang kemaren gue beli. Guenya lahap banget sampe 2 hari selesai. Nah waktu itu kan liburan masih panjang abis itu gue bbm nyokap deh minta beliin novel judul apa aja asal penulisnya Esti Kinasih (novelnya seru-seru loh, highly reccomended buat kalian yang suka novel romance) dan jadilah itu nyokap bawain pulang 2 novel ini : Jingga dan Senja sama Jingga dalam Elegi
Novel ini bener-bener ngajak ribut. Novel ini bener-bener nyolot. Novel ini bener-bener bikin emosi jiwa. Itulah kenapa gue cinta banget sama novel ini. Abis ini bakal gue kasi beberapa scene yang gue suka dari novel Jingga dan Senja sama Jingga dalam Elegi, enjoy!

"Emang kita pernah kenal ya?" "Kak Ari jangan bercanda deh" "Lo kira gue Ari ya? Lo salah. Gue Ata" -Jingga dan Senja

"Hidup itu... cuma bisa nyanyi satu macem lagu aja. Elegi." "Tau Elegi itu apa?" Tari menggeleng kepala " Lagu sedih. Hidup cuman bisa nyanyi lagu itu aja. Dia gabisa nyanyi yang lain untuk kami, Tar. Kadang kami punya cukup kekuatan buat ngedengerin. Kadang nggak. Masalah muncul kalo kamai lagi gakuat. Nggak ada cara lain kecuali lari..........." - Jingga dalam Elegi

"Nggak pernah ada Ata." "Nggak mungkin! Nggak mungkin!!! Lo pasti janjian sama Kak Ari ngerjain gue. Kalian pati nggak lagi berantem" "Nggak pernah ada Ata" - Jingga dalam Elegi

"Kalo gue bilang... gue nyesel waktu harus jadi Ata... lo percaya?" Tari memalingkan muka "Lo gak percaya" dengan bisikan, Ari menjawab sendiri pertanyaannya itu "Lebih dari nyesel... Gue ancur" -Jingga dalam Elegi

Gimana? Kebanyakan yang dari novel kedua ya? Iyalah kan novel pertamanya lagi dipinjem temen jadi gabisa nyontek kata-katanya gimana. Daripada salah mending gausah deh :p. Mungkin beberapa dari kalian ada yang nggak ngerti. Ini nulis apa sih? Ini ngomong apasih? bahkan mungkin ada yang beranggapan gue absurd parah. Ok ginideh, biar ngerti, ini gue kasih sinopsisnya. Kalo suka sama novelnya, belilah di Gramedia terdekat!

 ---------------------------------------------------------------------------------



Tari dan Ari, dua remaja yang dipertemukan oleh takdir. Selain bernama mirip, mereka juga sama-sama lahir sewaktu matahari terbenam.

Namun, takdir mempertemukan mereka dalam suasana "perang". Ari yang biang kerok sekolah baru kali ini bertemu cewek, adik kelas pula, yang berani melawannya. Kemarahan Ari timbul ketika tahu Tari diincar oleh Angga, pentolan SMA musuh.
Angga, musuh bebuyutan sekolah Ari sekaligus musuh pribadi Ari, langsung berusaha mendekati Tari begitu cewek itu tak sengaja terjebak dalam tawuran dan Ari berusaha keras menyelamatkannya. Demi dendam pada masa lalu, Angga bertekad harus bisa merebut cewek itu. Memanfaatkan peluang yang ada, Angga kemudian maju sebagai pelindung Tari.


Ari yang selama ini dikenal tidak peduli terhadap cewek tiba-tiba saja berusaha mendapatkan Tari dengan segala cara. Namun, predikat buruk Ari jelas membuat Tari tidak ingin berurusan dengan cowok itu.

Semakin Ari berusaha mendekatinya, semakin mati-matian Tari menjauhkan diri....



Sejak peristiwa pagi hari saat melihat mata Tari bengkak, Ari jadi penasaran. Benarkah itu hanya karena Ari menghapus nomor HP Ata dari HP Tari, ataukah karena Angga? Kalau memang karena Angga yang notabene musuh bebuyutan Ari, Ari ingin tahu apa yang telah dilakukan cowok itu terhadap Tari. 
Setelah menemukan a shoulder to cry on pengganti Angga dalam diri Ata, perlahan-lahan Tari mulai melupakan Angga. Sikap Ata yang bertolak belakang dengan Ari membuat Tari nyaman bersama Ata. Ia pun curhat habis-habisan kepada Ata yang lembut, penuh perhatian, baik hati, dan yang baru belakangan Tari sadari berhasil membuat jantungnya berdebar tak keruan. Gangguan dan intimidasi Ari sampai tidak diacuhkannya. Inilah yang membuat Ari makin salah tingkah-kini saingannya bukanlah Angga, melainkan saudara kembarnya sendiri.
Namun, saat Tari merasa telah menemukan pelabuhan hatinya, satu rahasia besar perlahan-lahan terkuak.
Tari merasa… lambat laun Ata semakin mirip Ari….

xoxo,
Lalitya

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...