Dreams

Orang bilang, semua tindakan manusia ada batasnya. Pembuktian yang pertama, pikiran manusia seringkali stuck di satu titik tertentu. Tetapi bagaimana dengan imajinasi? Seringkali kita berandai-andai untuk menggapai bintang, tetapi buru-buru kita batasi pikiran kita, karena menyentuh awan saja kita tak mampu. Kita berharap dapat berjalan di bulan, tetapi berpijak di bumi saja kita belum tentu benar. Harapan tinggi untuk bisa melihat matahari segera kita hapus, karena melihat kenyatan saja kita tak bisa menerima. Semua orang punya imajinasi, tetapi mengapa hal itu mereka pungkiri? Semua orang punya mimpi, tetapi mengapa usaha mereka kerap kali dihentikan? Keterbatasan fisik seseorang bukanlah patokan akan bagaimana seseorang meraih mimpinya, kegigihan-lah yang membuat segalanya tak mustahil. Anak itu yang duduk dibangku paling pojok kelas, yang sering di-bully, yang sering diejek bodoh, yang sering menyendiri bukanlah anak yang tak punya mimpi. Apa kalian akan berfikir dia tak punya mimpi hanya karena hidupnya saja sudah berantakan? Tidak, hanya saja rasa percaya dirinya belum terpompa. Ia butuh dorongan, ia butuh motivasi. Poin kedua, bukan hanya kegigihan, tetapi motivasi itu penting. Mimpi adalah gabungan dari imajinasi. Seringkali kita kalah sebelum bertempur. Melihat orang lain dengan peralatan yang lebih canggih, mampir di otak kita kata "Yah, pasti kalah" tetapi apakah kita bisa maramalkan apa yang terjadi? Sekarang kita beranda-andai : Indonesia saja dapat mengalahkan penjajah walaupun kalah telak dalam persenjataan. Mimpi lah yang membuat segalanya mustahil. Dengan peralatan sederhana tetapi strategi yang bagus, tidak mustahil bagi kita untuk bisa menang. Dengan peralata canggih, strategi yang perfecto tetapi mimpi nol, hasilnya akan nihil. Kita tahu betapa kerasnya hidup kita, dunia ini memang laknat, tetapi kuyakin kita bisa bertempur melawannya.